Asal Usul Bacang (Hari Peh Cun)
Menurut tradisi orang Tionghoa, Peh Cun termasuk salah satu dari tiga hari besar orang Tionghoa selain hari raya Imlek dan hari raya Tiong Jiu (kue bulan).
Berdasarkan catatan sejarah, jauh pada zaman Qun Chiu (481 S.M.), menggunakan daun untuk membungkus beras dijadikan berbentuk tanduk sapi juga ada yang menggunakan tabung bambu diisi beras ditutup rapat dan dipanggang sampai matang, disebut Bacang Tabung. Ini boleh dibilang adalah cikal bakal kue Bacang.
Pada bulan Mei (kalender Imlek), saat musim panas memakan kue pendingin tubuh terbuat dari beras, yang dibungkus dengan daun dan dimasak sampai matang, aroma wanginya terasa unik, sesudah menyantapnya bisa menetralisir panas-dalam dan menurunkan sifat api dalam tubuh, terasa nyaman bagi pencernaan, sungguh suatu makanan yang sesuai dengan musimnya. Pada saat itu, orang-orang berganti busana musim kemarau dan mengutamakan yang serba ringan dan sejuk.
Jenis Bacang
Bacang banyak jenis ragamnya dan cita rasanya pun berbeda. Tapi menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Bacang beras murni
- Bacang berisi. Bacang berisi manis biasanya berisi kurma atau kacang merah dan bacang berisi asin umumnya berisi daging atau ham
Menurut cita rasanya terbagi pula yaitu :
- Bacang utara. Bacang Beijing sebagai wakilnya, kebanyakan terbuat dari beras ketan, dan umumnya berisi kurma atau kacang merah
- Bacang selatan terbagi 2 jenis, yaitu : bacang Jiangsu, terbuat dari beras, juga terkenal dengan bacang asin berisi daging dan bacang Guangdong yang isinya macam-macam dan sangat lezat rasanya
Masyarakat Tionghoa di Indonesia umumnya juga merayakan hari Peh Cun, dan mereka sangat memperhatikan isi bacang, biasanya isi bacang terbuat dari daging cincang ditambah hioku atau jamur wangi dan berambang daun, sehingga rasanya wangi dan gurih, tapi tidak berlemak. Bacang daging isinya macam-macam, daging babi, daging sapi, daging ayam, daging yang sudah diasin atau diasap, daging casiu, ham, sosis, jamur, daging udang dan ikan. Yang lebih menarik bacang itu terbuat dari beras, jadi tidak seperti ketan yang agak sulit dicerna. Apa lagi dibungkus dengan daun bambu segar, tambah harum menggiurkan! Bacang seperti itu tidak berlemak, sehingga tidak membosankan. Pada hari raya Peh Cun, bacang sering menjadi hidangan untuk sarapan pagi, makan siang dan makan malam.
One Response to Tradisi Bacang